Baru saja,,,
kulihat pandangan kata hatimu di matamu,,,
walau mulutmu tak berucap, namun binar matamu memberi isyarat itu kepadaku,,
isyarat yang sudah lama kupikirkan,,,
namun sering kujawab sendiri,,,,,,,,,,
yah, tentang kita,,,hanya tentang kita,,,
mungkin kau coba sembunyikan peran lain,,,
walau aku tak tau,,tapi saat ini aku merasa,,,dan semakin merasa,,,,
salutku, kau slalu jaga air dalam genangan ini untuk tak terinjak ataupun goyah dengan peran itu,,,
lumayan menenangkan, tapi itu sedikit membunuhku,,,
walopun tak secara langsung,,,
yak, aku memang bukan seperti buah anggur yang manis dan mahal,,
tapi aku seperti pepaya yang kadang disisihkan oleh orang,,
aku pengen seperti anggur itu, dan saat ini masih kuusahakan,,,,,,,,
tapi pikiran ketidakmungkinan itu mendominasi di porsi pemikiranku,,
dan saat kuungkap tulisan ini, kantung mataku masih mencoba menepis linangan penghuninya yang biasa mengalir disaat seperti ini,,,
memang bisa, tapi itu hanya visualnya dan sementara,,,
yang sebenarnya adalah mengalir dalam hati,,,,,sangat deras,,,,,
sebenarnya simpel, yang kubutuhkan adalah bukan penjelasan sejelas-jelasnya seperti guru matematika yang menjawab soal dengan angka-angka yang kadang tak dimengerti oleh muridnya,,,
tapi aku butuh kalimat yang bisa menenangkan pikiran tentang diriku kepadamu,,,
agar aku tak seperti ini lagi,,,,,,
yang berpikir dengan keinginan diriku berubah seperti anggur,,
bukannya seperti pepaya yang sering membosankan dan kadang tidak menarik untuk dimakan orang,,,,,,,,
kalimat terakhirku yang sering ingin ku ucap tapi slalu tak sampai diluar mulutku,,,
"maaf, aku belum bisa berubah seperti anggur,,,,anggur yang bisa membuat lidahmu manis dan tampak menarik untuk dimakan orang.."
dan saat ini aku lelah berusaha menjadi anggur,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
